Jumat, 30 April 2010

Panduan Umum SNMPTN 2010

1. PERSYARATAN
A. Seleksi
- Lulus Ujian Satuan Pendidikan dan Ujian Nasional SMA/MA/SMK/MAK atau yang setara tahun 2008, 2009 dan 2010.
- Sehat
- Tidak buta warna bagi program studi tertentu.

B. Penerimaan
Lulus Ujian Satuan Pendidikan dan Ujian Nasional, lulus SNMPTN 2010, sehat dan memenuhi persyaratan lain yang ditentukan oleh masing-masing PTN penerima.

2. CARA PENDAFTARAN
Cara pendaftaran SNMPTN dilakukan oleh calon peserta secara online melalui internet dari manapun.

3. LINTAS WILAYAH
Peserta ujian dapat memilih Program Studi di setiap PTN di luar wilayah tempat peserta mengikuti ujian. Tempat ujian tidak merupakan kriteria penerimaan, sehingga peserta ujian tidak perlu mengikuti ujian di tempat Program Studi atau Perguruan Tinggi Negeri yang menjadi pilihannya. Peserta dapat memilih lokasi ujian yang dikehendaki.


4. JENIS UJIAN
a. Ujian Tertulis :
- Tes Potensi Akademik (TPA).
- Tes Bidang Studi Prediktif (TBSP) :
- Tes Bidang Studi Dasar terdiri atas mata ujian Matematika Dasar, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris.
- Tes Bidang Studi IPA terdiri atas mata ujian Matematika, Biologi, Kimia, dan Fisika.
- Tes Bidang Studi IPS terdiri atas mata ujian Sosiologi, Sejarah, Geografi, dan Ekonomi.
- Ujian Keterampilan untuk beberapa program studi.

5. PENYELENGGARAAN TES KETERAMPILAN
Peserta ujian yang memilih program studi Keolahragaan dan/atau kesenian diwajibkan mengikuti Ujian Keterampilan. Peserta Ujian Keterampilan dapat mengikuti ujian di Perguruan Tinggi Negeri penyelenggara Ujian Keterampilan terdekat yang memiliki Program Studi yang sama dengan Program Studi di Perguruan Tinggi Negeri yang menjadi pilihannya.

6. JADWAL UJIAN
a. Ujian Tulis
Rabu, 16 Juni 2010 :
b. Tes Potensi Akademik
c. Tes Bidang Studi Dasar
Kamis, 17 Juni 2010 :
d. Tes Bidang Studi IPA
e. Tes Bidang Studi IPS
f. Ujian Keterampilan
Tes Keterampilan dilaksanakan pada tanggal 18 dan 19 Juni 2010.

7. PEMBOBOTAN HASIL UJIAN
Program Studi yang tidak mengadakan Tes Keterampilan, proporsi bobotnya adalah sebagai berikut:
a. Tes Potensi Akademik (TPA) : 30%
b. Tes Bidang Studi Prediktif (TBSP) : 70%

Program Studi yang mengadakan Tes Keterampilan, proporsi bobotnya adalah sebagai berikut:
TPA & TBSP : 50%
Ujian Keterampilan : 50%

PENILAIAN HASIL UJIAN
Penilaian hasil ujian menggunakan ketentuan sebagai berikut :

Jawaban BENAR : + 4
Jawaban SALAH : - 1
Tidak Menjawab : 0
Setiap mata ujian akan dinilai berdasarkan peringkat dengan skala nol sampai seratus sebelum nilai tersebut dijumlahkan. Oleh karena itu, setiap mata ujian harus dikerjakan sebaik mungkin dan tidak ada yang diabaikan.

8. KELOMPOK UJIAN
Peserta SNMPTN terbagi menjadi 3 Kelompok :

Kelompok Ujian IPA
Kelompok Ujian IPS
Kelompok Ujian IPC (campuran IPA dan IPS)
Setiap peserta dapat mengikuti kelompok Ujian IPA, IPS atau IPC tidak harus sesuai dengan jurusan SMA/MA/SMK/MAK yang bersangkutan.

KELOMPOK PROGRAM STUDI DAN JUMLAH PILIHAN
Program Studi yang ada di Perguruan Tinggi Negeri dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Program Studi kelompok IPA dan IPS.
Setiap peserta ujian kelompok IPA/IPS dapat memilih maksimal dua program studi sesuai dengan kelompok ujian yang diikuti.
Setiap peserta ujian kelompok IPC dapat memilih maksimal tiga program studi dengan catatan minimal satu program studi kelompok IPA dan satu program studi kelompok IPS.
Urutan pilihan Program Studi merupakan prioritas pilihan.
Peserta ujian yang memilih satu program studi boleh memilih program studi dari PTN di wilayah mana saja (lintas wilayah).
Peserta ujian yang memilih dua program studi atau lebih, salah satu program studi tersebut harus merupakan program studi dari PTN yang berada satu wilayah dengan tempat peserta mengikuti ujian. Pilihan yang lain dapat merupakan program studi dari PTN di luar wilayahnya (lintas wilayah).
Daftar program studi, daya tampung tahun 2010 dan jumlah peminat tahun 2009 akan dicantumkan dalam Buku Panduan Peserta yang dapat dilihat di http://www.snmptn.ac.id

BIAYA UJIAN
Rp150.000,00 ( Seratus lima puluh ribu rupiah) per peserta untuk kelompok IPA atau Kelompok IPS.
Rp175.000,00 (Seratus tujuh puluh lima ribu rupiah) per peserta untuk kelompok IPC ( IPA + IPS).
Biaya tersebut disetor ke Bank Mandiri. Biaya yang sudah disetor tersebut tidak dapat ditarik kembali dengan alasan apapun.
Rp150.000,- (Seratus lima puluh ribu rupiah) per peserta per ujian keterampilan dan dibayarkan pada saat peserta mengikuti ujian keterampilan di PTN penyelenggara.
MEKANISME PENDAFTARAN
Bagi lulusan tahun 2008, 2009, dan 2010 Ujian Nasional Utama pendaftaran secara online dilaksanakan mulai tanggal 2 Mei 2010 pukul 08.00 WIB dan berakhir tanggal 31 Mei 2010 pukul 16.00 WIB. Bagi lulusan tahun 2010 Ujian Nasional Ulangan dilaksanakan mulai tanggal 10 Juni pukul 08.00 WIB dan berakhir tanggal 12 Juni 2010 pukul 16.00 WIB. Bagi lulusan tahun 2008 dan 2009 dianjurkan mendaftar tanggal 2 – 12 Mei 2010
Pendaftaran online dapat dilakukan dari manapun melalui website http://www.snmptn.ac.id dengan tata cara sebagai berikut :

Calon peserta membayar biaya ujian pada tanggal 2 - 31 Mei 2010 melalui Loket/ATM/Internet Banking Bank Mandiri.
Ketika melakukan pembayaran, calon peserta harus memasukkan nomor kartu identitas calon peserta (KTP/SIM/Paspor/Kartu Keluarga) dan memilih kelompok ujian yang dikehendaki (IPA/IPS/IPC). Khusus bagi yang menggunakan paspor sebagai identitas diri, pembayaran hanya dapat dilakukan melalui Loket atau Internet Banking.
Setelah melakukan pembayaran, calon peserta akan menerima bukti pembayaran yang berisi: (a) Nomor Identitas calon peserta, dan (b) PIN SNMPTN sepanjang 16 karakter.
PERHATIAN : Nomor Identitas dan PIN SNMPTN ini bersifat sangat rahasia dan tidak boleh diperlihatkan pada orang lain. Konsekuensi kelalaian menjaga kerahasiaan informasi tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab calon peserta.
Calon peserta melakukan pendaftaran secara online (melalui Internet) dengan mengunjungi alamat http://www.snmptn.ac.id dan memilih menu Pendaftaran. Untuk melakukan pendaftaran secara online, calon peserta harus menyiapkan :
Bukti pembayaran.
Kartu identitas yang dipakai ketika melakukan pembayaran.
Fotokopi ijazah/tanda lulus.
File pasfoto berwarna ukuran 4 x 6 cm (1 bulan terakhir), berformat JPG atau PNG, dengan ukuran maksimum 100 KB.
Calon peserta harus melakukan Login dengan memasukkan Nomor Identitas dan PIN SNMPTN yang tercantum dalam bukti pembayaran.
Calon peserta mengisi borang (formulir) pendaftaran online sesuai dengan petunjuk yang ada secara benar. Semua informasi yang diisikan dalam borang ini harus benar. Kesalahan/kecurangan dalam pengisian borang ini berakibat pembatalan penerimaan di PTN yang dituju.
Calon peserta harus menyimpan dan mencetak file Kartu Bukti Pendaftaran online.

Tutorial tatacara pendaftaran dapat diunduh (download) di website dengan alamat http://www.snmptn.ac.id mulai tanggal 17 April 2010.


PENGUMUMAN HASIL UJIAN
Hasil ujian diumumkan di website dengan alamat http://www.snmptn.ac.id yang dapat diakses pada hari Sabtu, 17 Juli 2010 mulai pukul 00.00 WIB.


SITUS RESMI SNMPTN
Website resmi SNMPTN 2010 adalah http://www.snmptn.ac.id Segala informasi mengenai SNMPTN dapat diakses melalui situs web tersebut.
Alamat Panitia Pelaksana SNMPTN 2010 adalah Gedung Rektorat IPB lantai 2 Kampus IPB Darmaga, Bogor. Telp. (0251) 8622634, 8622635; Fax. (0251) 8622708; e-mail: panitia@snmptn.ac.id


LAIN-LAIN
Panitia Pelaksana SNMPTN berhak mengubah informasi ini tanpa pemberitahuan terlebih dulu.

Selasa, 27 April 2010

Roni Tabroni, Penggagas Kampung Belajar


Oleh Yulvianus Harjono
Di sini, anak perempuan, keluar dari SD, harus siap putus sekolah, lalu jadi TKW. Sementara, anak laki-laki lebih banyak membantu di ladang.
-- Roni Tabroni

KOMPAS.com - Persoalan angka putus sekolah tinggi di daerah pelosok tidak bisa diatasi semata dengan mendekatkan sekolah atau membebaskan biaya pendidikan. Perlu penyadaran kultur lewat strategi pendekatan pendidikan nonformal yang persuasif-atraktif.

Atas alasan inilah kemudian Roni Tabroni (31) bersama rekan-rekannya para relawan mendirikan Kampung Belajar di wilayah-wilayah pelosok di Jawa Barat. Sekilas, Kampung Belajar ini tidak ubahnya taman bacaan yang ada di desa. Tetapi, sebetulnya tidaklah sesederhana itu.

Taman bacaan hanyalah pintu masuknya supaya anak-anak dan ibu-ibu serta warga setempat tertarik untuk mau belajar dan mengembangkan dirinya, ungkap Roni, yang sehari-hari berprofesi sebagai dosen di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN SGD), Bandung, Jawa Barat.

Kampung Belajar tepatnya adalah pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM). Di dalamnya terdapat sekaligus kegiatan kepustakaan, pendampingan belajar, pemberantasan buta huruf latin dan Al Quran, hingga pembekalan keterampilan bagi ibu-ibu rumah tangga.

Sejak pertama berdiri awal 2008 di Desa Mandalasari, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Kampung Belajar dalam waktu singkat direplikasi dan berdiri di tiga daerah lainnya, yaitu Sukahening dan Sukaraja di Tasikmalaya, serta Cibingbin di Kuningan.

Dalam waktu singkat pula, keberadaan Kampung Belajar mampu menyedot animo masyarakat sekitar, anggotanya kini mencapai ribuan orang. Setiap muncul buku-buku baru, mesti itu laris dipinjam. Buku-buku koleksinya pun terus bertambah, kini mencapai lebih dari 4.000 buah.

Gratis

Untuk mendaftar jadi anggota ataupun menyewa, pengunjung tidak dimintai pungutan sepeser pun. "Mereka mau datang saja sudah bagus. Tidak perlu kami membebani lebih," tuturnya.

Adalah sebuah kebahagiaan baginya melihat anak-anak di desa terpencil ini kembali bersemangat belajar. Di wilayah terpencil, mayoritas anak-anak usia 6-15 tahun telah putus sekolah.

Kondisi orang-orang tua tidak kalah menyedihkan, banyak yang buta huruf. Kondisi ini menciptakan lingkaran setan kebodohan dan kemiskinan.

"Di sini, anak perempuan, keluar dari SD, harus siap putus sekolah, lalu jadi TKW. Sementara, anak laki-laki lebih banyak diminta membantu di ladang. Ini tidak bisa mudah begitu saja diintervensi", ungkapnya.

Yang membuatnya sedih, tidak jarang anak-anak usia SMP ini ditolak saat mendaftar sekolah karena ternyata belum mahir calistung (baca, tulis, dan menghitung). Banyak dari mereka yang tidak pede kembali ke sekolah sehingga akhirnya pilih jadi buruh dan TKW, tuturnya menunjuk kondisi di Cipatat.

Membuat supaya anak-anak ini mau berkunjung ke Kampung Belajar, awalnya juga tidak mudah. Untuk menarik mereka datang, dibantu para relawan, Roni punya pendekatan yang unik. Misalnya, ketika liburan sekolah tiba, mereka mengadakan permainan grup, outbound, botram (makan bareng), hingga pemutaran film-film mendidik dan menyenangkan.

Lain lagi strategi untuk mengundang ibu-ibu buta huruf agar dengan senang hati belajar calistung. "Biasanya, kami kemas dengan acara keterampilan, misalnya, bikin kue. Dari sini, kan, muncul resep, misal, butuh terigu satu kilo. Nah, dari sini, mereka pelan-pelan tanpa sadar belajar membaca dan mengenal angka", ungkap Roni.

Para relawan yang dibebani mengajar bukan sembarang tutor. Mereka sebelumnya telah dibekali dengan pendidikan dan pelatihan dengan metode ACM (aku cepat membaca) yang telah dikembangkan sejumlah pakar pendidikan. Sementara, untuk memberantas buta huruf Arab, digunakan metode Al-Barqi dengan proyeksi dalam delapan jam sudah bisa membaca.

Relawan-relawan

Kampung Belajar mengandalkan relawan-relawan di dalam operasional kegiatannya. Tutor, pengajar, hingga penjaga taman bacaan berasal dari berbagai unsur, baik mahasiswa dari UIN Sunan Gunung Djati maupun guru dan pelajar di desa setempat. Namun, jumlahnya saat ini hanya 10 relawan.

Dengan dikelola oleh unsur warga setempat, akseptansi masyarakat diharapkan lebih tinggi. Di Kuningan, misalnya, relawan penjaga taman bacaan adalah seorang pelajar kelas dua SMP.

"Soalnya, di sana, anak SMP ini yang paling tinggi sekolahnya, dibandingkan lainnya"", katanya.

Roni bercerita, Kampung Belajar merupakan bagian dari program TEPAS Institute, sebuah organisasi pemberdayaan masyarakat yang diikutinya. "Kebetulan, oleh TEPAS, saya ini kebagian tugas di wilayah Bandung Barat. Ketika melihat kondisi di sana, saya berpikir, warga membutuhkan hal yang nyata", paparnya.

Namun, kemudian, banyak pihak yang bertanya-tanya, dari mana Roni dan Kampung Belajar bisa mendapatkan banyak koleksi buku dalam waktu singkat, padahal tanpa memungut bayaran dari warga.

"Ini didapat dari donatur dan kerja keras", jawab Roni.

Ia mengembangkan jaringan dengan organisasi-organisasi sosial, badan perpustakaan daerah, termasuk penerbit buku, untuk bisa mendapatkan sumbangan buku. Para relawan, khususnya mahasiswa, juga digerakkan untuk mengumpulkan buku-buku di kampus.

Namun, ujar Roni, tidak jarang pula pihaknya melakukan jemput bola, meminta sumbangan buku. Bahkan, pernah ia menyelamatkan buku yang nyaris dibuat bubur kertas.

Internet

Kini, pencarian donatur buku bahkan sudah dikembangkan jauh, yaitu melalui media internet. Situs jejaring sosial Facebook digunakan, termasuk laman (website) www.kampungbelajar.com.

Dalam dua tahun terakhir, minat membaca warga di lokasi Kampung Belajar terus meningkat. Sayangnya, pihaknya tidak bisa setiap saat menambah dan memperbarui koleksi.

"Padahal, meskipun sudah lecek, cetakannya lama, asalkan masih terbilang keluaran baru seperti novel Laskar Pelangi, mesti habis dipinjam", ungkapnya.

Namun, repotnya, karena tidak memberlakukan pola pendaftaran anggota secara ketat, terkadang, buku ini lama dipinjam, tidak dikembalikan. "Anggap saja sedang keliling-keliling, suatu hari nanti kembali sendiri kok. Mereka, kan, sadar, warga lainnya juga sama-sama butuh", ucapnya tersenyum.

Dia mengharapkan, warga perkotaan yang jauh lebih beruntung mau peduli terhadap pendidikan di daerah pelosok. Paling tidak, dengan turut berpartisipasi menyumbang buku bacaan bekas. Sedikit, tapi amat berarti buat mereka.



Data Diri

* Nama: Roni Tabroni
* Lahir: Tasikmalaya, 27 September 1978
* Pendidikan : - SMA, Singaparna, Tasikmalaya (1998) - Sarjana, Ilmu Komunikasi Universitas Islam Sunan Gunung Djati Bandung (2003) - Magister, Jurusan Ilmu Komunikasi Politik Universitas Islam Bandung
* Istri : Dewi Mulyani (27)
* Anak : Damai A Syuhda (2)
* Pekerjaan : Dosen di Universitas Islam Sunan Gunung Djati
* Organisasi : - TEPAS Institute - ICMI Jabar - Peace Generation Indonesia, wilayah Bandung

KETIDAKLULUSAN 100 PERSEN


Masalah Guru, Fasilitas, atau Ekonomi?

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah akan menganalisis sejumlah sekolah yang tingkat kegagalan siswanya dalam ujian nasional (UN) 2010 mencapai 100 persen. Pemerintah akan menyiapkan sejumlah penguatan bagi sekolah-sekolah tersebut berdasarkan hasil analisis yang akan dilakukan.
Perlu diketahui lebih rinci peta sekolah yang 100 persen tidak lulus itu untuk intervensi penguatan ke depan.
-- Mohammad Nuh

"Perlu kita ketahui lebih rinci peta dari sekolah yang 100 persen tidak lulus itu. Kalau sudah ketahuan baru kita tahu yang akan kita lakukan untuk intervensi penguatan ke depan," tutur Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (27/4/2010).

Nuh mengatakan, pemerintah akan mengkaji kualitas guru maupun fasilitas dan infrastruktur yang tersedia di sekolah-sekolah yang tingkat kegagalan siswanya mencapai 100 persen dalam UN. Apabila penyebab ketidaklulusan akibat kualitas guru, katanya, pemerintah akan mengintervensi dengan cara memperbaiki kualitas guru.

Namun, kata Nuh, apabila kegagalan disebabkan oleh kekurangan infrastruktur dan fasilitas, pemerintah akan memberikan bantuan dalam bentuk buku dan pembangunan. Sementara jika kegagalan disebabkan oleh faktor ekonomi karena banyak siswa tidak mampu dalam sekolah tersebut, pemerintah akan menyediakan banyak beasiswa di sekolah tersebut.

"Akan kita analisis dan intervensi kebijakan itu," ujarnya.

Kamis, 08 April 2010

LEARNING BY FUN WITH VIERRA




8 Tahun sudah SSC berada di Jombang Mojokerto
Memperingati Ulang Tahun yg ke 8,
SSC mengadakan acara "LEARNING IS FUN WITH VIERRA"

Menghadirkan: SSC TRAINER
* Tebas Tuntas Soal dalam 3 detik
* Motivasi diri dengan Hypnolearning

Band Indie (alumni SSC) : "Triple A"

Pelaksanaan: Minggu, 18 April 2010 12.00 - 17.00 WIB
di Gor Mojopahit dan Jumpa FANS di Jombang ,

TIKET
GRATIS

Bagi yang telah PESAN TEMPAT BIMBEL di SSC tahun ajaran depan
atau intensif SNMPTN
Biaya pesan tempat Rp. 50.000
(Mendapat bonus tambahan belajar Menghadapi Ujian Akhir Semester)
Buruan daftar acara sangat menarik dan dikemas se eksklusif mungkin

Plus JUMPA FANS di Jombang, bagi 150 orang yang LUNAS ANGSURAN 1

ATAU

Rp. 45.000
(PELAJAR, Foto copy kartu pelajar/ Kartu Mahasiswa)

Infolebih lengkap kunjungi grup ssc jombang / SSC Kamu yang terdekat

Jombang: Jl. HOS Cokroaminoto 72 Jombang / 0321-863531
Jl. Yos Sudarso Janti 184 Mojoagung / 0321-7252449
Mojokerto : Jl. Rajasanegara 7 (UTARA PERUM WIKARSA)/0321-323702

Kamis, 18 Februari 2010

Salah Program Studi, Lulus Kuliah "Nganggur"


JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu penyebab tingginya angka "pengangguran akademik" perguruan tinggi di Indonesia adalah ketidaksiapan lulusan dalam menghadapi tantangan dan tuntutan di dunia kerja. Penyebab awalnya, karena umumnya mahasiwa salah dalam mengambil keputusan saat memilih program studi yang tidak sesuai bakat dan minatnya.
Tak banyak yang benar-benar memilih perguruan tinggi sesuai bakat dan minatnya. Padahal kebutuhan dunia kerja itu selalu berubah.
-- Sudino Lim

"Ketika lulus, banyak mahasiswa yang bingung. Mereka merasa salah mengambil program studi atau jurusan, merasa tidak bermanfaat menimba ilmu dan sebagainya yang pada akhirnya berujung tidak mendapatkan pekerjaan layak sesuai disiplin ilmunya," ujar CEO Inti Indonesia Sudino Lim dalam diskusi media bertema Siap Hadapi Tantangan Dunia Kerja dengan Pendidikan Berfokus Karir yang digelar oleh INTI Indonesia di Jakarta, Kamis (18/2/2010).

Menurut data survei tenaga kerja nasional tahun 2009 yang dikeluarkan oleh Badan Perencanaan Nasional (Bappenas), tingginya jumlah pengangguran di Indonesia saat ini sangat mengkhawatirkan. Data tersebut mengungkapkan, dari 21,2 juta masyarakat Indonesia yang masuk dalam angkatan kerja, sebanyak 4,1 juta atau sekitar 22,2 persen adalah pengangguran.

Lebih mengkhawatirkan lagi, tingkat pengangguran terbuka itu didominasi oleh lulusan diploma dan universitas dengan kisaran angka di atas 2 juta orang. Merekalah yang kerap disebut dengan "pengangguran akademik".

"Berdasarkan riset pasar yang kami lakukan, kami melihat bahwa sejak awal calon mahasiswa cenderung memilih program studi hanya berdasarkan tren, teman dekat, bahkan ada mahasiswa yang membiarkan keputusan memilih program studi itu kepada orang tuanya," sambung Lim.

Lim mengungkapkan, meski tanpa merinci data hasil risetnya, sampai detik ini faktor yang menjadi penentu pemilihan program studi itu didominasi oleh tiga hal. Pertama, pemilihan menurut referensi orang tua. Kedua, pilihan didasarkan pada tren terkini, baik itu perguruan tinggi ternama atau program studi yang sedang banyak dibutuhkan.

Faktor ketiga, kata Lim, adalah faktor teman. Pemilihan hanya berdasarkan keinginan untuk tetap dekat dengan teman-teman dekat atau sahabat yang memilih perguruan tinggi atau program studi tertentu.

"Tidak banyak yang benar-benar memilih perguruan tinggi sesuai bakat dan minatnya. Kita belum menjadikan tes bakat dan minat sebagai langkah awal memilih perguruan tinggi, padahal itu sangat penting, karena kebutuhan di dunia kerja akan selalu berubah," tuturnya.

sumber: kompas

Kemenag Distribusikan Daftar Nominasi Tetap Siswa


SURABAYA, KOMPAS.com - Jelang dilaksanakannya Ujian Nasional (UN) bagi siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) pada 29 Maret mendatang, Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Timur (Kanwil Kemenag Prov Jatim) kini mulai mendistribusikan Daftar Nominasi Tetap (DNT) UN untuk Madrasah Tsanawiyah (MTs).
Dengan selesainya DNT dan mulai didistribusikannya DNT, maka persiapan pelaksanaan UN untuk MTs telah selesai dilakukan.
-- Hartoyo

"Dengan selesainya DNT dan mulai didistribusikannya DNT, maka persiapan pelaksanaan UN untuk MTs telah selesai dilakukan," ujar Kepala Bidang Madrasah dan Pendidikan Dasar Islam (Mapenda) Kanwil Kemenag Prov Jatim, Drs Hartoyo di Surabaya, Kamis (18/2/2010).

Sebelumnya, Mapenda telah menyusun Daftar Nominasi Tetap (DNS) yang telah dikirimkan ke sub rayon masing-masing di daerah. Setelah itu, Mapenda mengembalikan kembali DNS yang ada ke sub rayon untuk diperiksa kembali.

Di masing-masing sub rayon tersebut dilakukan perbaikan, baik penulisan nama maupun nomor yang sesuai identitas para siswa. Setelah diperiksa di sub rayon, DNS kemudian dikirim kembali ke Mapenda untuk dikirimkan lagi ke Dispendik Provinsi. Setelah dari dispendik, DNT ditetapkan dan kembali diistribusikan ke sub rayon untuk dibagikan ke sekolah masing-masing.

Adapun jumlah siswa MTs di Jatim yang akan mengikuti UN dan telah masuk dalam DNT sebanyak 155.352 siswa. Minggu lalu, Mapenda juga mendistribusikan DNT untuk Madrasah Aliyah yang jumlahnya mencapai 15.883 siswa untuk jurusan IPA, 44.815 jurusan IPS, 3.858 jurusan bahasa, serta 2.517 untuk jurusan agama.

sumber: kompas

Rabu, 27 Januari 2010

USM ITB

Penelusuran Minat, Bakat & Potensi ITB (PMBP-ITB) : PMBP-ITB 2010 di Daerah, diselenggarakan ITB secara mandiri di beberapa kota di Indonesia (Jakarta, Bandung, Medan, Balikpapan, Pekanbaru, Makasar, Denpasar, Surabaya, dll) pada 13 dan 14 Maret 2010 PMBP-ITB 2010 Terpusat, diselenggarakan ITB secara mandiri, di kota Bandung, pada tanggal 29 dan 30 Mei 2010 SUMBER : http://usm.itb.ac.id/


PMDK ITS


1. Pendaftaran on-line : 4 Januari – 2 April 2010 2.
2. Batas akhir pengiriman berkas pendukung : 3 April 2010 (stempel pengiriman)
3. Pengumuman hasil seleksi : 30 April 2010 (pukul 12.00 WIB)
4. Pendaftaran ulang : Hari pertama pelaksanaan ujian SNMPTN tahun 2010 (pukul 08.30 WIB)
SUMBER : http://www.its.ac.id/pmdk

SIMAK UNIV. INDONESIA

18 Jan - 23 Mar : Periode pengisian formulir pendaftaran
18 Jan - 26 Mar : Pembayaran biaya pendaftaran
18 Jan - 26 Mar: Pendaftaran online
18 Jan - 10 Apr : Periode upload dokumen persyaratan pendaftaran (Khusus pendaftar yang memilih S1 Kelas Khusus Internasional)
22 Feb - 26 Mar : Pencetakan kartu tanda peserta ujian 11 Apr - 11 Apr : Ujian saringan masuk
15 Mei - 15 Mei : Pengumuman hasil seleksi masuk

SUMBER : http://penerimaan.ui.ac.id/id

Basuki, Koran, dan Pendidikan


Oleh: Yurnaldi
Hasil belajar saya jelek dan menjadi bahan tertawaan. Anak pindahan dari Jakarta hanya dapat nilai 3 untuk ulangan Fisika.
-- Basuki Agus Suparno

KOMPAS.com — Ada catatan menarik setelah Program Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia meluluskan doktor ke-42, Basuki Agus Suparno, Kamis (14/1/2010) lalu. Promotor Prof M Alwi Dahlan, PhD mengatakan, yang membedakan Doktor Basuki dengan 41 doktor lain dari Ilmu Komunikasi UI adalah dia merupakan satu-satunya sosok yang memulai karier komunikasi dari bawah, sebagai loper koran.

"Untuk mewujudkan mimpinya meraih jenjang pendidikan tertinggi, Basuki, anak kedelapan dari sembilan bersaudara keluarga buruh ini, pernah menjadi pengasong di gerbong kereta api dan distributor gula pasir dari rumah ke rumah," kata Alwi Dahlan bangga, saat membacakan catatannya tentang Basuki.

Kebanggaan lain juga dikemukakan kopromotor Prof Sasa Djuarsa Sendjaja, PhD. Seusai Sidang Terbuka Senat Akademik UI, katanya, "Kajian disertasi Basuki itu menarik dalam studi komunikasi politik karena memfokuskan pada bahasa politik terkait dengan berbagai pemaknaan dan clash of argument tentang reformasi di Indonesia".

Basuki, lanjut Sasa, meneliti bagaimana kontestasi makna reformasi dalam drama politik pada 1997-1998 di Indonesia dan bagaimana para aktor politik berkomunikasi (political talks) tentang reformasi dalam drama politik itu. Hasil penelitian Basuki menunjukkan, selama 1997-1998 terdapat lima keadaan obyektif yang memperlihatkan panggung drama (scene) di mana reformasi dipikirkan dan saling bersaing. Alwi Dahlan menyarankan agar disertasi Basuki diolah menjadi buku.

Basuki melakukan penelitian dengan memanfaatkan surat kabar Kompas selama tahun 1997-1998. Ia mencermati pernyataan-pernyataan para aktor politik yang didukung data dari wawancara menjadi sesuatu yang menarik.

Menurut dia, ada lima keadaan obyektif yang memperlihatkan panggung drama, di mana reformasi dipikirkan dan saling bersaing. Pertama, situasi pencalonan presiden masa bakti 1998-2003 yang memperlihatkan kompetisi, saling bersaing antara mereka yang menginginkan Presiden Soeharto tak dicalonkan dan yang tetap menginginkannya.

Kedua, aksi dan demonstrasi mahasiswa. Di sini ada persaingan antara mereka yang menghentikan gerakan serta yang berkeinginan memperluas gerakan dan tingkat partisipasi guna menjatuhkan Soeharto.

Ketiga, kerusuhan massa yang memperlihatkan persaingan pemikiran antara yang melihat itu sebagai akibat kesenjangan sosial dan pembangkangan sipil. Keempat, krisis ekonomi, persaingan antara prinsip-prinsip ekonomi bebas dan ekonomi yang proteksionisme dan monopoli. Kelima, posisi ABRI dilematis, memberikan ruang kepada tuntutan reformasi atau mempertahankan kekuasaan dan pemerintahan.

"Hasilnya, Soeharto menyatakan berhenti, rezim Orde Baru diganti, dwifungsi ABRI dicabut, amandemen UUD 1945, berbagai kebijakan ekonomi dicabut, keterbukaan dan kebebasan pers, serta kekuasaan dikompetisikan secara terbuka," ujarnya.

Penelitian Basuki berimplikasi teoretis dalam kajian komunikasi, juga berimplikasi terhadap kajian politik dan sejarah. Kata dia, telaah yang perlu dikembangkan lebih jauh sebagai implikasi teoretis bagi kajian sejarah adalah menguji otentisitas pernyataan-pernyataan yang terekam di Kompas hingga segi-segi ini dapat mencerminkan sejarah perubahan kekuasaan yang sebenarnya penuh ironi.

"Jejak komunikasi itu dapat dikembangkan lebih jauh untuk menguji presentasi sosial para aktor politik, nilai-nilai yang diperjuangkan, segi perubahan itu sendiri, dan konstelasi kekuatan dan kekuasaan yang terbentuk dan berguna bagi perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara," ujarnya.

Semangat loper

Basuki menyadari, ia bisa meraih gelar doktor dengan kelulusan cum laude karena tempaan kehidupan yang penuh liku-liku. Ketika ayahnya, Suwoyo Wirusumitro, diberhentikan jadi buruh pabrik gula di Sragen, ayahnya mengadu nasib ke Jakarta menjadi tukang batu.

Beban hidup dan pekerjaan yang berat membuat sang ayah meninggal pada 1983. Maka ibundanya, Sugiyanti, dan adiknya pulang ke Sragen. Basuki, yang saat itu kelas II SMP 50 Jakarta, juga pulang kampung.

"Di kampung ada modal hidup berupa 20 batang pohon kelapa. Untuk makan sehari-hari, saya mengupas kelapa, Ibu yang menjual. Hasil belajar saya jelek dan menjadi bahan tertawaan. Anak pindahan dari Jakarta hanya dapat nilai 3 untuk ulangan Fisika. Tertawaan teman membuat saya termotivasi belajar otodidak. Saya berhasil lulus dan diterima di SMA Negeri I Sragen," katanya.

Basuki ingin masuk fakultas kedokteran atau jurusan kimia, tetapi ia tak lulus tes. Menyadari sang ibu tak mampu, ia memilih berjualan koran untuk hidup dan kuliah.

"Hari pertama saya jual koran, hanya laku tiga eksemplar dan dapat uang Rp 300. Esoknya saya beranikan diri masuk-keluar kantor dan dapat Rp 1.000. Hari-hari berikutnya saya bisa menabung Rp 6.000 dan dalam setahun tabungan saya jadi Rp 300.000," ujarnya.

Seusai berjualan koran sekitar pukul 14.00, Basuki mengasong di gerbong kereta api jurusan Klaten-Bandung dan Klaten-Surabaya. Semua hasil jualan itu dia simpan. Basuki lalu memilih kuliah di jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret (UNS).

Ia tak lagi menjadi pengecer koran, tetapi loper koran. Kesibukan itu membuat dia sering terlambat kuliah. Sekitar enam tahun menjadi loper koran, ia mengantongi penghasilan sekitar Rp 60.000 per bulan.

Lulus S-1 dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,2, selain berjualan koran ia juga berjualan gula pasir dari rumah ke rumah. Modal awalnya satu karung gula pasir seharga Rp 100.000.

Dari hari ke hari pelanggan Basuki bertambah, ia memerlukan 3 ton gula pasir per bulan untuk melayani sekitar 300 pelanggan. Ketika ada peluang menjadi dosen pada 1997, temannya, Sigit Tripambudi, memotivasi, bahkan membuatkan lamaran untuk Basuki.

Ketika dinyatakan lulus, ia berhenti menjadi loper koran dan distributor gula. Ia menjadi dosen tetap UPN Veteran Yogyakarta. Studi S-2 di UNS dia selesaikan dengan IPK 3,8 dan predikat cum laude.

Ia juga mendapat beasiswa S-3 di Universitas Indonesia, yang diselesaikannya selama 4,5 tahun. "Kalau ada kemauan, Tuhan memberikan jalan. Sesuatu yang tak mungkin, bisa mungkin asal ada cita-cita dan keberanian untuk mewujudkannya. Suka-duka hidup itu menjadi energi positif mencapai keberhasilan," katanya.

Nah adik-adik tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini dalam meraih pendidikan...selalu semangat ya dalam belajar

sumber : kompas

Yuk, Ajari Si Kecil Membaca!


JAKARTA, KOMPAS.com - Perlu diketahui, anak balita tidak belajar membaca menggunakan matanya, melainkan dengan telinganya. Sebagai orang tua, Anda dapat membantunya mengenali huruf dengan mengajaknya berbicara, membacakan buku, mendongeng, bernyanyi, atau bermain tebak kata.
"Memang, untuk menumbuhkan rasa suka membaca pada anak, Anda harus menjadi contoh baginya," Edward Fry.

Dalam bukunya berjudul How To Teach Reading: For Teachers, Parents, Tutors, Edward Fry mengatakan, tidak ada yang lebih baik untuk melatih kecerdasan balita kecuali dengan mengajarkan membaca. Karena untuk mengasah otak mereka, pengenalan huruf dan angka sangatlah penting dilakukan para orang tua.

Bahkan, dengan sangat yakinnya, Fry mengatakan, mengajarkan anak membaca tidak membutuhkan waktu lama hingga si anak duduk di bangku sekolah. Sejak dini usianya, anak-anak sudah dapat ditularkan nikmatnya membaca. Karena, Fry bilang, seorang anak yang tumbuh dengan rasa nikmat dan senang membaca akan lebih cepat memperdalam ilmunya ketimbang yang malas membaca.

Namun toh, Fry sadar, tidak selalu mudah untuk bisa mengajar balita membaca. Bagaimana caranya? Fry menggariskan beberapa tips ringan berikut ini:

- Dalam perkembangannya, mulai sejak lahir hingga berusia tiga tahun, anak Anda lebih mendengarkan kata-kata yang Anda dan lingkungan sekitarnya ucapkan sampai akhirnya dia bisa belajar berbicara, membalas sapaan, mendengar dan mengikuti perintah, dan sebagainya. Dari situlah bisa Anda camkan, bahwa sebelum mulai bersekolah pun, Anda bisa membantunya menyiapkan diri untuk bisa membaca.

- Teguhkan prinsip, bahwa semakin banyak buku Anda bacakan kepada anak, maka semakin banyak kosa kata dikenalnya dengan baik dan terkuasai. Bermacam dan bervariasinya perbendaharaan kata si anak ini akan memudahkannya mengenal bermacam kata saat mulai dapat membaca.

- Sambil membacakan buku, ajak anak Anda mengeja. Ambil kata-kata yang mudah dan pendek terlebih dahulu. Setelah menguasai kata-kata yang mudah dan pendek, Anda dapat mulai mengajarnya mengeja kata-kata yang lebih panjang.

- Jangan terburu-buru membacakan cerita. Tunjuk tiap kata dan tiap huruf kepadanya. Hal ini agar anak mulai bisa mengingat-ingat dan mengenali setiap kata dan huruf yang dilihatnya.

"Memang, untuk menumbuhkan rasa suka membaca, Anda harus menjadi contoh baginya. Rasa suka membaca sejatinya akan tumbuh jika ia sering melihat orang tuanya membaca buku di dalam kesehariannya," ujar Fry.

Nah, sudah siap membantu anak Anda bisa membaca?

sumber: kompas

UI Siapkan Rp 36 Miliar Beasiswa Sarjana

DEPOK,KOMPAS.com- Bagi calon mahasiswa yang diterima di Seleksi Masuk Universitas Indonesia (Simak UI), pihak UI menyediakan program beasiswa pendidikan sarjana dengan total nilai Rp 36 miliar pada tahun akademik 2010/2011.

Demikian dikemukakan Rektor UI Prof dr der Soz Gumilar R Somantri dalam Lokakarya Simak UI di Balai Sidang UI, Depok, Rabu (6/1/2010). Beasiswa tersebut, kata Gumilar, diberikan melalui skema beasiswa 1.000 Beasiswa untuk Anak Bangsa.

"Tetapi ini hanya untuk mahasiswa program sarjana reguler saja," tukas Gumilar. Di luar itu, kata Gumilar menambahkan, sebetulnya beasiswa tersebut juga diberikan kepada para mahasiswa sarjana yang masuk melalui jalur Program Pemerataan Kesempatan Belajar (PPKB), Ujian Masuk Bersama (UMB), serta Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

"Intinya kami tidak ingin ada mahasiswa yang tidak bisa kuliah atau putus kuliah di tengah jalan hanya karena uang, karena kesempatan beasiswa itu ada dan banyak tersedia, baik melalui prestasi akademis maupun non akademis," ujar Rektor.

sumber: kompas

Beasiswa S-2 dari SF Masih Terbuka!


JAKARTA, KOMPAS.com — Kesempatan meraih beasiswa program master of business administration (MBA) di beberapa universitas terkemuka luar negeri dari Sampoerna Foundation (SF) masih terbuka hingga 1 Februari 2010.

Program beasiswa MBA ini terdiri dari beberapa pilihan negara, yaitu Amerika Serikat, Australian Education International di Australia, Perancis, Inggris, serta Singapura. Pelamar harus memenuhi semua syarat utamanya, seperti warga negara Indonesia, berusia maksimal 35 tahun saat mendaftar program beasiswa ini, lulus S-1 dari universitas lokal dan dari jurusan apa pun dengan IPK minimal 3.00 (dalam skala 4.00), berpengalaman kerja penuh waktu selama minimal 2 tahun setelah menyelesaikan pendidikan S-1, serta tidak sedang mengikuti pendidikan S-2 ataupun sudah memiliki gelar S-2 atau sederajat.

Pelamar beasiswa juga bukan lulusan dari universitas di luar negeri, kecuali jika menerima beasiswa penuh dan tidak sedang menerima beasiswa sejenis. Pada batas akhir pendaftaran, 1 Februari 2010, pelamar telah mendaftarkan diri ke universitas-universitas yang direkomendasikan oleh SF untuk tahun ajaran 2010/2011.

Skema beasiswa ini meliputi penggantian satu kali biaya tes GMAT serta TOEFL/ IELTS sesuai dengan tagihan/bukti pembayaran asli, penggantian biaya pendaftaran ke universitas untuk maksimal dua universitas, biaya proses pembuatan visa pelajar, tiket pesawat pergi-pulang dari Jakarta ke negara tujuan studi, biaya studi, tunjangan hidup selama masa studi, serta tunjangan buku.

Hanya saja, sebagai syarat lain yang juga perlu dicermati adalah pelamar beasiswa bermotivasi untuk kembali ke Indonesia dan bekerja di Indonesia setelah menyelesaikan program MBA-nya.

Informasi selengkapnya bisa dilihat di www.sampoernafoundation.org/content/view/1481/257/lang,id/, sedangkan untuk formulir aplikasi dapat diunduh di www.sampoernafoundation.org/images/programs/scholarship/application%20form.pdf dan formulir referensi di www.sampoernafoundation.org/images/programs/scholarship/reference%20form.pdf.

Kedua formulir itu bisa dikirimkan ke Sampoerna School of Education Building Jl Kapten Tendean No 88 C, 5th Floor, Jakarta Selatan, 12710, Indonesia. Pengiriman paket aplikasi harus mencantumkan nama program beasiswa di sebelah kanan atas amplop.

semoga menjadi insan berkualitas

sumber: kompas

Mau, Beasiswa dari Pemerintah Brunei Darussalam?


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Brunei Darussalam menawarkan beasiswa rutin tahunanya untuk tahun akademik 2010/2011 untuk program-program sarjana, master serta doktoral.

Beasiswa tersebut ditujukan bagi para pelajar asing yang ingin memiliki kesempatan melanjutkan studinya di Universiti Brunei Darussalam, Universiti Islam Sultan Sharif Ali, serta Institut Teknologi Brunei. Tahun akademik untuk penerima beasiswa ini dimulai pada July/August 2010 mendatang.

Syarat utamanya, pelamar beasiswa adalah warga negara di kawasan ASEAN, OIC atau Organisasi Konferensi Islam atau OKI, serta anggota negara-negara persemakmuran. Pelamar harus berusia 18-25 tahun di saat mengirimkan aplikasi ini. Tetapi untuk kasus-kasus tertentu, batas usia itu tidak diberlakukan, khususnya untuk para kandidat dari program master dan doktoral.

Selain biaya kuliah, skema beasiswa ini juga meliputi ongkos tiket pulang pergi kelas ekonomi Brunai Darussalam ke negara penerima beasiswa dan sebaliknya, gratis biaya kesehatan dan pemeriksaan gigi di rumah sakit pemerintah, serta tunjangan personal bulanan dan tunjangan buku.

Informasi selengkapnya bisa dilihat di www.mfa.gov.bn/scholarship/download/2009120903.pdf. Batas pengembalian formulir paling lambat 28 Februari 2010.

semoga bermanfaat ya

sumber: kompas

Mendiknas:UN Tahun Ini Aman


JAKARTA, KOMPAS.com- Pada dasarnya pemerintah harus melakukan perbaikan-perbaikan pada pelaksanaan UN untuk tetap menggelar pelaksanaan UN 2010, dan tidak menjadikannya sebagai penentu utama kelulusan peserta didik.

Demikian dikatakan Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh sebelum dimulainya Rapat Panitia Kerja Komisi X DPR RI dengan Menteri Pendidikan Nasional untuk membahas pelaksanaan UN 2010 dan penetapan keputusan anggaran UN di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (27/1/2010) malam ini.

Esensi perbaikan itu, kata Mendiknas, pertama adalah pembuatan naskah soal tidak hanya ditingkatkan kualitas mudah atau tidaknya, tetapi distribusinya. Perbaikan kedua, pemerintah perlu menjamin peningkatan sekuriti pada tahap penggandaan soal yang rawan kebocoran.

"Dari penggandaan lalu ke lokasi-lokasi pendistribusian, dan kami pastikan semua tahapan ini aman," ujarnya.

Nah adik-adik tetap semangat ya dalam belajar
sumber. kompas