Kamis, 18 Februari 2010

Salah Program Studi, Lulus Kuliah "Nganggur"


JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu penyebab tingginya angka "pengangguran akademik" perguruan tinggi di Indonesia adalah ketidaksiapan lulusan dalam menghadapi tantangan dan tuntutan di dunia kerja. Penyebab awalnya, karena umumnya mahasiwa salah dalam mengambil keputusan saat memilih program studi yang tidak sesuai bakat dan minatnya.
Tak banyak yang benar-benar memilih perguruan tinggi sesuai bakat dan minatnya. Padahal kebutuhan dunia kerja itu selalu berubah.
-- Sudino Lim

"Ketika lulus, banyak mahasiswa yang bingung. Mereka merasa salah mengambil program studi atau jurusan, merasa tidak bermanfaat menimba ilmu dan sebagainya yang pada akhirnya berujung tidak mendapatkan pekerjaan layak sesuai disiplin ilmunya," ujar CEO Inti Indonesia Sudino Lim dalam diskusi media bertema Siap Hadapi Tantangan Dunia Kerja dengan Pendidikan Berfokus Karir yang digelar oleh INTI Indonesia di Jakarta, Kamis (18/2/2010).

Menurut data survei tenaga kerja nasional tahun 2009 yang dikeluarkan oleh Badan Perencanaan Nasional (Bappenas), tingginya jumlah pengangguran di Indonesia saat ini sangat mengkhawatirkan. Data tersebut mengungkapkan, dari 21,2 juta masyarakat Indonesia yang masuk dalam angkatan kerja, sebanyak 4,1 juta atau sekitar 22,2 persen adalah pengangguran.

Lebih mengkhawatirkan lagi, tingkat pengangguran terbuka itu didominasi oleh lulusan diploma dan universitas dengan kisaran angka di atas 2 juta orang. Merekalah yang kerap disebut dengan "pengangguran akademik".

"Berdasarkan riset pasar yang kami lakukan, kami melihat bahwa sejak awal calon mahasiswa cenderung memilih program studi hanya berdasarkan tren, teman dekat, bahkan ada mahasiswa yang membiarkan keputusan memilih program studi itu kepada orang tuanya," sambung Lim.

Lim mengungkapkan, meski tanpa merinci data hasil risetnya, sampai detik ini faktor yang menjadi penentu pemilihan program studi itu didominasi oleh tiga hal. Pertama, pemilihan menurut referensi orang tua. Kedua, pilihan didasarkan pada tren terkini, baik itu perguruan tinggi ternama atau program studi yang sedang banyak dibutuhkan.

Faktor ketiga, kata Lim, adalah faktor teman. Pemilihan hanya berdasarkan keinginan untuk tetap dekat dengan teman-teman dekat atau sahabat yang memilih perguruan tinggi atau program studi tertentu.

"Tidak banyak yang benar-benar memilih perguruan tinggi sesuai bakat dan minatnya. Kita belum menjadikan tes bakat dan minat sebagai langkah awal memilih perguruan tinggi, padahal itu sangat penting, karena kebutuhan di dunia kerja akan selalu berubah," tuturnya.

sumber: kompas

Kemenag Distribusikan Daftar Nominasi Tetap Siswa


SURABAYA, KOMPAS.com - Jelang dilaksanakannya Ujian Nasional (UN) bagi siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) pada 29 Maret mendatang, Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Timur (Kanwil Kemenag Prov Jatim) kini mulai mendistribusikan Daftar Nominasi Tetap (DNT) UN untuk Madrasah Tsanawiyah (MTs).
Dengan selesainya DNT dan mulai didistribusikannya DNT, maka persiapan pelaksanaan UN untuk MTs telah selesai dilakukan.
-- Hartoyo

"Dengan selesainya DNT dan mulai didistribusikannya DNT, maka persiapan pelaksanaan UN untuk MTs telah selesai dilakukan," ujar Kepala Bidang Madrasah dan Pendidikan Dasar Islam (Mapenda) Kanwil Kemenag Prov Jatim, Drs Hartoyo di Surabaya, Kamis (18/2/2010).

Sebelumnya, Mapenda telah menyusun Daftar Nominasi Tetap (DNS) yang telah dikirimkan ke sub rayon masing-masing di daerah. Setelah itu, Mapenda mengembalikan kembali DNS yang ada ke sub rayon untuk diperiksa kembali.

Di masing-masing sub rayon tersebut dilakukan perbaikan, baik penulisan nama maupun nomor yang sesuai identitas para siswa. Setelah diperiksa di sub rayon, DNS kemudian dikirim kembali ke Mapenda untuk dikirimkan lagi ke Dispendik Provinsi. Setelah dari dispendik, DNT ditetapkan dan kembali diistribusikan ke sub rayon untuk dibagikan ke sekolah masing-masing.

Adapun jumlah siswa MTs di Jatim yang akan mengikuti UN dan telah masuk dalam DNT sebanyak 155.352 siswa. Minggu lalu, Mapenda juga mendistribusikan DNT untuk Madrasah Aliyah yang jumlahnya mencapai 15.883 siswa untuk jurusan IPA, 44.815 jurusan IPS, 3.858 jurusan bahasa, serta 2.517 untuk jurusan agama.

sumber: kompas