Rabu, 27 Januari 2010

USM ITB

Penelusuran Minat, Bakat & Potensi ITB (PMBP-ITB) : PMBP-ITB 2010 di Daerah, diselenggarakan ITB secara mandiri di beberapa kota di Indonesia (Jakarta, Bandung, Medan, Balikpapan, Pekanbaru, Makasar, Denpasar, Surabaya, dll) pada 13 dan 14 Maret 2010 PMBP-ITB 2010 Terpusat, diselenggarakan ITB secara mandiri, di kota Bandung, pada tanggal 29 dan 30 Mei 2010 SUMBER : http://usm.itb.ac.id/


PMDK ITS


1. Pendaftaran on-line : 4 Januari – 2 April 2010 2.
2. Batas akhir pengiriman berkas pendukung : 3 April 2010 (stempel pengiriman)
3. Pengumuman hasil seleksi : 30 April 2010 (pukul 12.00 WIB)
4. Pendaftaran ulang : Hari pertama pelaksanaan ujian SNMPTN tahun 2010 (pukul 08.30 WIB)
SUMBER : http://www.its.ac.id/pmdk

SIMAK UNIV. INDONESIA

18 Jan - 23 Mar : Periode pengisian formulir pendaftaran
18 Jan - 26 Mar : Pembayaran biaya pendaftaran
18 Jan - 26 Mar: Pendaftaran online
18 Jan - 10 Apr : Periode upload dokumen persyaratan pendaftaran (Khusus pendaftar yang memilih S1 Kelas Khusus Internasional)
22 Feb - 26 Mar : Pencetakan kartu tanda peserta ujian 11 Apr - 11 Apr : Ujian saringan masuk
15 Mei - 15 Mei : Pengumuman hasil seleksi masuk

SUMBER : http://penerimaan.ui.ac.id/id

Basuki, Koran, dan Pendidikan


Oleh: Yurnaldi
Hasil belajar saya jelek dan menjadi bahan tertawaan. Anak pindahan dari Jakarta hanya dapat nilai 3 untuk ulangan Fisika.
-- Basuki Agus Suparno

KOMPAS.com — Ada catatan menarik setelah Program Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia meluluskan doktor ke-42, Basuki Agus Suparno, Kamis (14/1/2010) lalu. Promotor Prof M Alwi Dahlan, PhD mengatakan, yang membedakan Doktor Basuki dengan 41 doktor lain dari Ilmu Komunikasi UI adalah dia merupakan satu-satunya sosok yang memulai karier komunikasi dari bawah, sebagai loper koran.

"Untuk mewujudkan mimpinya meraih jenjang pendidikan tertinggi, Basuki, anak kedelapan dari sembilan bersaudara keluarga buruh ini, pernah menjadi pengasong di gerbong kereta api dan distributor gula pasir dari rumah ke rumah," kata Alwi Dahlan bangga, saat membacakan catatannya tentang Basuki.

Kebanggaan lain juga dikemukakan kopromotor Prof Sasa Djuarsa Sendjaja, PhD. Seusai Sidang Terbuka Senat Akademik UI, katanya, "Kajian disertasi Basuki itu menarik dalam studi komunikasi politik karena memfokuskan pada bahasa politik terkait dengan berbagai pemaknaan dan clash of argument tentang reformasi di Indonesia".

Basuki, lanjut Sasa, meneliti bagaimana kontestasi makna reformasi dalam drama politik pada 1997-1998 di Indonesia dan bagaimana para aktor politik berkomunikasi (political talks) tentang reformasi dalam drama politik itu. Hasil penelitian Basuki menunjukkan, selama 1997-1998 terdapat lima keadaan obyektif yang memperlihatkan panggung drama (scene) di mana reformasi dipikirkan dan saling bersaing. Alwi Dahlan menyarankan agar disertasi Basuki diolah menjadi buku.

Basuki melakukan penelitian dengan memanfaatkan surat kabar Kompas selama tahun 1997-1998. Ia mencermati pernyataan-pernyataan para aktor politik yang didukung data dari wawancara menjadi sesuatu yang menarik.

Menurut dia, ada lima keadaan obyektif yang memperlihatkan panggung drama, di mana reformasi dipikirkan dan saling bersaing. Pertama, situasi pencalonan presiden masa bakti 1998-2003 yang memperlihatkan kompetisi, saling bersaing antara mereka yang menginginkan Presiden Soeharto tak dicalonkan dan yang tetap menginginkannya.

Kedua, aksi dan demonstrasi mahasiswa. Di sini ada persaingan antara mereka yang menghentikan gerakan serta yang berkeinginan memperluas gerakan dan tingkat partisipasi guna menjatuhkan Soeharto.

Ketiga, kerusuhan massa yang memperlihatkan persaingan pemikiran antara yang melihat itu sebagai akibat kesenjangan sosial dan pembangkangan sipil. Keempat, krisis ekonomi, persaingan antara prinsip-prinsip ekonomi bebas dan ekonomi yang proteksionisme dan monopoli. Kelima, posisi ABRI dilematis, memberikan ruang kepada tuntutan reformasi atau mempertahankan kekuasaan dan pemerintahan.

"Hasilnya, Soeharto menyatakan berhenti, rezim Orde Baru diganti, dwifungsi ABRI dicabut, amandemen UUD 1945, berbagai kebijakan ekonomi dicabut, keterbukaan dan kebebasan pers, serta kekuasaan dikompetisikan secara terbuka," ujarnya.

Penelitian Basuki berimplikasi teoretis dalam kajian komunikasi, juga berimplikasi terhadap kajian politik dan sejarah. Kata dia, telaah yang perlu dikembangkan lebih jauh sebagai implikasi teoretis bagi kajian sejarah adalah menguji otentisitas pernyataan-pernyataan yang terekam di Kompas hingga segi-segi ini dapat mencerminkan sejarah perubahan kekuasaan yang sebenarnya penuh ironi.

"Jejak komunikasi itu dapat dikembangkan lebih jauh untuk menguji presentasi sosial para aktor politik, nilai-nilai yang diperjuangkan, segi perubahan itu sendiri, dan konstelasi kekuatan dan kekuasaan yang terbentuk dan berguna bagi perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara," ujarnya.

Semangat loper

Basuki menyadari, ia bisa meraih gelar doktor dengan kelulusan cum laude karena tempaan kehidupan yang penuh liku-liku. Ketika ayahnya, Suwoyo Wirusumitro, diberhentikan jadi buruh pabrik gula di Sragen, ayahnya mengadu nasib ke Jakarta menjadi tukang batu.

Beban hidup dan pekerjaan yang berat membuat sang ayah meninggal pada 1983. Maka ibundanya, Sugiyanti, dan adiknya pulang ke Sragen. Basuki, yang saat itu kelas II SMP 50 Jakarta, juga pulang kampung.

"Di kampung ada modal hidup berupa 20 batang pohon kelapa. Untuk makan sehari-hari, saya mengupas kelapa, Ibu yang menjual. Hasil belajar saya jelek dan menjadi bahan tertawaan. Anak pindahan dari Jakarta hanya dapat nilai 3 untuk ulangan Fisika. Tertawaan teman membuat saya termotivasi belajar otodidak. Saya berhasil lulus dan diterima di SMA Negeri I Sragen," katanya.

Basuki ingin masuk fakultas kedokteran atau jurusan kimia, tetapi ia tak lulus tes. Menyadari sang ibu tak mampu, ia memilih berjualan koran untuk hidup dan kuliah.

"Hari pertama saya jual koran, hanya laku tiga eksemplar dan dapat uang Rp 300. Esoknya saya beranikan diri masuk-keluar kantor dan dapat Rp 1.000. Hari-hari berikutnya saya bisa menabung Rp 6.000 dan dalam setahun tabungan saya jadi Rp 300.000," ujarnya.

Seusai berjualan koran sekitar pukul 14.00, Basuki mengasong di gerbong kereta api jurusan Klaten-Bandung dan Klaten-Surabaya. Semua hasil jualan itu dia simpan. Basuki lalu memilih kuliah di jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret (UNS).

Ia tak lagi menjadi pengecer koran, tetapi loper koran. Kesibukan itu membuat dia sering terlambat kuliah. Sekitar enam tahun menjadi loper koran, ia mengantongi penghasilan sekitar Rp 60.000 per bulan.

Lulus S-1 dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,2, selain berjualan koran ia juga berjualan gula pasir dari rumah ke rumah. Modal awalnya satu karung gula pasir seharga Rp 100.000.

Dari hari ke hari pelanggan Basuki bertambah, ia memerlukan 3 ton gula pasir per bulan untuk melayani sekitar 300 pelanggan. Ketika ada peluang menjadi dosen pada 1997, temannya, Sigit Tripambudi, memotivasi, bahkan membuatkan lamaran untuk Basuki.

Ketika dinyatakan lulus, ia berhenti menjadi loper koran dan distributor gula. Ia menjadi dosen tetap UPN Veteran Yogyakarta. Studi S-2 di UNS dia selesaikan dengan IPK 3,8 dan predikat cum laude.

Ia juga mendapat beasiswa S-3 di Universitas Indonesia, yang diselesaikannya selama 4,5 tahun. "Kalau ada kemauan, Tuhan memberikan jalan. Sesuatu yang tak mungkin, bisa mungkin asal ada cita-cita dan keberanian untuk mewujudkannya. Suka-duka hidup itu menjadi energi positif mencapai keberhasilan," katanya.

Nah adik-adik tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini dalam meraih pendidikan...selalu semangat ya dalam belajar

sumber : kompas

Yuk, Ajari Si Kecil Membaca!


JAKARTA, KOMPAS.com - Perlu diketahui, anak balita tidak belajar membaca menggunakan matanya, melainkan dengan telinganya. Sebagai orang tua, Anda dapat membantunya mengenali huruf dengan mengajaknya berbicara, membacakan buku, mendongeng, bernyanyi, atau bermain tebak kata.
"Memang, untuk menumbuhkan rasa suka membaca pada anak, Anda harus menjadi contoh baginya," Edward Fry.

Dalam bukunya berjudul How To Teach Reading: For Teachers, Parents, Tutors, Edward Fry mengatakan, tidak ada yang lebih baik untuk melatih kecerdasan balita kecuali dengan mengajarkan membaca. Karena untuk mengasah otak mereka, pengenalan huruf dan angka sangatlah penting dilakukan para orang tua.

Bahkan, dengan sangat yakinnya, Fry mengatakan, mengajarkan anak membaca tidak membutuhkan waktu lama hingga si anak duduk di bangku sekolah. Sejak dini usianya, anak-anak sudah dapat ditularkan nikmatnya membaca. Karena, Fry bilang, seorang anak yang tumbuh dengan rasa nikmat dan senang membaca akan lebih cepat memperdalam ilmunya ketimbang yang malas membaca.

Namun toh, Fry sadar, tidak selalu mudah untuk bisa mengajar balita membaca. Bagaimana caranya? Fry menggariskan beberapa tips ringan berikut ini:

- Dalam perkembangannya, mulai sejak lahir hingga berusia tiga tahun, anak Anda lebih mendengarkan kata-kata yang Anda dan lingkungan sekitarnya ucapkan sampai akhirnya dia bisa belajar berbicara, membalas sapaan, mendengar dan mengikuti perintah, dan sebagainya. Dari situlah bisa Anda camkan, bahwa sebelum mulai bersekolah pun, Anda bisa membantunya menyiapkan diri untuk bisa membaca.

- Teguhkan prinsip, bahwa semakin banyak buku Anda bacakan kepada anak, maka semakin banyak kosa kata dikenalnya dengan baik dan terkuasai. Bermacam dan bervariasinya perbendaharaan kata si anak ini akan memudahkannya mengenal bermacam kata saat mulai dapat membaca.

- Sambil membacakan buku, ajak anak Anda mengeja. Ambil kata-kata yang mudah dan pendek terlebih dahulu. Setelah menguasai kata-kata yang mudah dan pendek, Anda dapat mulai mengajarnya mengeja kata-kata yang lebih panjang.

- Jangan terburu-buru membacakan cerita. Tunjuk tiap kata dan tiap huruf kepadanya. Hal ini agar anak mulai bisa mengingat-ingat dan mengenali setiap kata dan huruf yang dilihatnya.

"Memang, untuk menumbuhkan rasa suka membaca, Anda harus menjadi contoh baginya. Rasa suka membaca sejatinya akan tumbuh jika ia sering melihat orang tuanya membaca buku di dalam kesehariannya," ujar Fry.

Nah, sudah siap membantu anak Anda bisa membaca?

sumber: kompas

UI Siapkan Rp 36 Miliar Beasiswa Sarjana

DEPOK,KOMPAS.com- Bagi calon mahasiswa yang diterima di Seleksi Masuk Universitas Indonesia (Simak UI), pihak UI menyediakan program beasiswa pendidikan sarjana dengan total nilai Rp 36 miliar pada tahun akademik 2010/2011.

Demikian dikemukakan Rektor UI Prof dr der Soz Gumilar R Somantri dalam Lokakarya Simak UI di Balai Sidang UI, Depok, Rabu (6/1/2010). Beasiswa tersebut, kata Gumilar, diberikan melalui skema beasiswa 1.000 Beasiswa untuk Anak Bangsa.

"Tetapi ini hanya untuk mahasiswa program sarjana reguler saja," tukas Gumilar. Di luar itu, kata Gumilar menambahkan, sebetulnya beasiswa tersebut juga diberikan kepada para mahasiswa sarjana yang masuk melalui jalur Program Pemerataan Kesempatan Belajar (PPKB), Ujian Masuk Bersama (UMB), serta Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

"Intinya kami tidak ingin ada mahasiswa yang tidak bisa kuliah atau putus kuliah di tengah jalan hanya karena uang, karena kesempatan beasiswa itu ada dan banyak tersedia, baik melalui prestasi akademis maupun non akademis," ujar Rektor.

sumber: kompas

Beasiswa S-2 dari SF Masih Terbuka!


JAKARTA, KOMPAS.com — Kesempatan meraih beasiswa program master of business administration (MBA) di beberapa universitas terkemuka luar negeri dari Sampoerna Foundation (SF) masih terbuka hingga 1 Februari 2010.

Program beasiswa MBA ini terdiri dari beberapa pilihan negara, yaitu Amerika Serikat, Australian Education International di Australia, Perancis, Inggris, serta Singapura. Pelamar harus memenuhi semua syarat utamanya, seperti warga negara Indonesia, berusia maksimal 35 tahun saat mendaftar program beasiswa ini, lulus S-1 dari universitas lokal dan dari jurusan apa pun dengan IPK minimal 3.00 (dalam skala 4.00), berpengalaman kerja penuh waktu selama minimal 2 tahun setelah menyelesaikan pendidikan S-1, serta tidak sedang mengikuti pendidikan S-2 ataupun sudah memiliki gelar S-2 atau sederajat.

Pelamar beasiswa juga bukan lulusan dari universitas di luar negeri, kecuali jika menerima beasiswa penuh dan tidak sedang menerima beasiswa sejenis. Pada batas akhir pendaftaran, 1 Februari 2010, pelamar telah mendaftarkan diri ke universitas-universitas yang direkomendasikan oleh SF untuk tahun ajaran 2010/2011.

Skema beasiswa ini meliputi penggantian satu kali biaya tes GMAT serta TOEFL/ IELTS sesuai dengan tagihan/bukti pembayaran asli, penggantian biaya pendaftaran ke universitas untuk maksimal dua universitas, biaya proses pembuatan visa pelajar, tiket pesawat pergi-pulang dari Jakarta ke negara tujuan studi, biaya studi, tunjangan hidup selama masa studi, serta tunjangan buku.

Hanya saja, sebagai syarat lain yang juga perlu dicermati adalah pelamar beasiswa bermotivasi untuk kembali ke Indonesia dan bekerja di Indonesia setelah menyelesaikan program MBA-nya.

Informasi selengkapnya bisa dilihat di www.sampoernafoundation.org/content/view/1481/257/lang,id/, sedangkan untuk formulir aplikasi dapat diunduh di www.sampoernafoundation.org/images/programs/scholarship/application%20form.pdf dan formulir referensi di www.sampoernafoundation.org/images/programs/scholarship/reference%20form.pdf.

Kedua formulir itu bisa dikirimkan ke Sampoerna School of Education Building Jl Kapten Tendean No 88 C, 5th Floor, Jakarta Selatan, 12710, Indonesia. Pengiriman paket aplikasi harus mencantumkan nama program beasiswa di sebelah kanan atas amplop.

semoga menjadi insan berkualitas

sumber: kompas

Mau, Beasiswa dari Pemerintah Brunei Darussalam?


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Brunei Darussalam menawarkan beasiswa rutin tahunanya untuk tahun akademik 2010/2011 untuk program-program sarjana, master serta doktoral.

Beasiswa tersebut ditujukan bagi para pelajar asing yang ingin memiliki kesempatan melanjutkan studinya di Universiti Brunei Darussalam, Universiti Islam Sultan Sharif Ali, serta Institut Teknologi Brunei. Tahun akademik untuk penerima beasiswa ini dimulai pada July/August 2010 mendatang.

Syarat utamanya, pelamar beasiswa adalah warga negara di kawasan ASEAN, OIC atau Organisasi Konferensi Islam atau OKI, serta anggota negara-negara persemakmuran. Pelamar harus berusia 18-25 tahun di saat mengirimkan aplikasi ini. Tetapi untuk kasus-kasus tertentu, batas usia itu tidak diberlakukan, khususnya untuk para kandidat dari program master dan doktoral.

Selain biaya kuliah, skema beasiswa ini juga meliputi ongkos tiket pulang pergi kelas ekonomi Brunai Darussalam ke negara penerima beasiswa dan sebaliknya, gratis biaya kesehatan dan pemeriksaan gigi di rumah sakit pemerintah, serta tunjangan personal bulanan dan tunjangan buku.

Informasi selengkapnya bisa dilihat di www.mfa.gov.bn/scholarship/download/2009120903.pdf. Batas pengembalian formulir paling lambat 28 Februari 2010.

semoga bermanfaat ya

sumber: kompas

Mendiknas:UN Tahun Ini Aman


JAKARTA, KOMPAS.com- Pada dasarnya pemerintah harus melakukan perbaikan-perbaikan pada pelaksanaan UN untuk tetap menggelar pelaksanaan UN 2010, dan tidak menjadikannya sebagai penentu utama kelulusan peserta didik.

Demikian dikatakan Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh sebelum dimulainya Rapat Panitia Kerja Komisi X DPR RI dengan Menteri Pendidikan Nasional untuk membahas pelaksanaan UN 2010 dan penetapan keputusan anggaran UN di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (27/1/2010) malam ini.

Esensi perbaikan itu, kata Mendiknas, pertama adalah pembuatan naskah soal tidak hanya ditingkatkan kualitas mudah atau tidaknya, tetapi distribusinya. Perbaikan kedua, pemerintah perlu menjamin peningkatan sekuriti pada tahap penggandaan soal yang rawan kebocoran.

"Dari penggandaan lalu ke lokasi-lokasi pendistribusian, dan kami pastikan semua tahapan ini aman," ujarnya.

Nah adik-adik tetap semangat ya dalam belajar
sumber. kompas